Pertamina Merauke Tunggu Rekomendasi Alokasi BBM Subsidi Untuk Petani
Merauke, InfoPublik - Hingga saat ini, Pihak Pertamina belum bisa menunjuk Agen Penyalur Minyak dan Solar ( APMS ) di mana saja yang akan melayani kebutuhan petani pada musim tanam Gadu atau musim tanam dua kali tahun ini.
Sebab, sampai sekarang ini, Pertamina Depot Merauke masih menunggu rekomendasi dan daftar kebutuhan yang akan diberikan oleh Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke.
‘’Sampai sekarang, kita masih menunggu rekomendasi dari Dinas Tanaman Pangan dan daftar kebutuhan sebagai dasar bagi kami untuk mengajukan ke pimpinan atas untuk mendapatkan persetujuan penambahan kuota pada APMS yang akan ditunjuk untuk melayani para petani nantinya,’’ kata Kepala Pertamina Depot Merauke ,Isak Rumadas ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis, (21/5).
Menurut Isak, jika pihaknya sudah mendapatkan rekomendasi dan daftar kebutuhan dari Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke tersebut, maka pihaknya akan segera menyampaikan ke Kantor Pertamina Wilayah yang ada di Jayapura.
Pihaknya di Merauke, menurutnya, tidak mempunyai kewenangan untuk menjawab dan menentukan karena pihaknya hanya bersifat operasional. Sedangkan menyangkut kebijakan ada di pimpinan wilayah. Meski demikian, mengikuti sebagai dasar untuk mengajukan permohonan ke pimpinan wilayah tersebut, syarat sebuah permohonan harus dilengkapi. Karena yang diminta adalah BBM bersubsidi.
‘’Hal itu harus dipetakan. Berapa jumlah kelompok tani, berapa luasan sawah yang akan diolah, kemudian berapa alat pertanian yang digunakan. Karena ini bersubsidi, sehingga semua terdata dan jelas sehingga pengambilan jatah dari APMS dapat ditelusuri dan dimonitoring dengan baik,’’ terangnya.
Terkait musim tanam dua kali atau musim gadu, petani di Merauke melalui instansi tehnis yakni Dinas Tanaman Pangan meminta alokasi BBM Bersubsidi bagi petani. Permintaan BBM bersubsidi ini agar biaya operasional yang dikeluarkan tidak terlalu memberatkan petani.
Karena sekarang ini, pertanian khususnya persawahan di Merauke sudah mengarah ke pertanian modern dimana mulai pengolahan sawah sampai panen menggunakan mesin-mesin pertanian yang semuanya membutuhkan bahan bakar minyak atau BBM. Di satu sisi, selama ini petani sulit mendapatan BBM berusbsidi. Berbeda dengan nelayan yang memang disediakan khusus depot pengisiannya. (02/MC.Merauke/Eyv)
0 komentar
belum ada komentar