600 Hektar Cetak Sawah Baru Di Merauke Siap Ditanami
Merauke, InfoPublik – Danrem 174/Anim Ti Waninggap Brigjen TNI Supartodi, SE, M.Si memastikan hingga sekarang ini jumlah cetak sawah baru yang siap ditanami seluas 600 hektar dari rencana semula dibuka di tahun 2015 seluas 3.200 hektar.
‘’Sampai sekarang, yang sudah siap dibuka itu seluas 600 hektar,’’ kata Danrem Supartodi, kepada wartawan di Posko Cetak Sawah dan Upaya Khusus Ketahanan Pangan, Kamis (29/10).
Menurut Danrem, 600 hektar cetak sawah baru yang siap ditanam tersebut berada di SP 9 Tanah Miring seluas 400 hektar kemudian di Kampung Sermayam seluas 200 dari 400 hektar yang akan dibuka dan di SP 5 Distrik Semangga. Sementara yang sementara dibuka berada di SP 3 Distrik Kurik dan 200 hektar lainnya di Sermayam Distrik Tanah Miring.
‘’Sebenarnya dari 3.200 hektar yang direncanakan bisa dibuka sampai Desember, ternyata riilnya yang bisa dilaksanakan kemungkinan hanya 1.200 hektar,’’ katanya.
Diketahui, 1.200 hektar yang dapat dicetak di tahun 2015 tersebut merupakan bagian dari rencana semula seluas 10.000 hektar. ‘’Untuk 8.000 hektar lainnya itu akan kita cetak secara bertahap di tahun 2016,’’ kata Danrem.
Untuk di SP 5 Semangga sendiri, jelas Danrem, rencana semula 400 hektar namun masih ada kendala. Kendalanya, lanjut Danrem, karena pemilik hak ulayat tiba-tiba lahannya tidak mau dibuka.
‘’Mungkin masih terpengaruh dengan salah satu oknum yang kurang mengetahui p,mbukaan sawah baru ini tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Merauke ini,’’ katanya.
Karena itu , Danrem mengimbau untuk sama-sama mendukung pembukaan lahan atau cetak sawah baru ini. Sebab, menurutnya, cetak sawah baru ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di wilayah ini.
‘’Semua akan dapat manfaatnya. Tidak ada yang dirugikan. Rakyat dapat untung. Pemerintah juga begitu. Kalau TNI itu hanya kerja-kerja dan kerja,’’ katanya.
Danrem menjelaskan, cetak sawah baru ini nampak lambat dikarenakan berbagai kendala baik secara tehnis maupun kendala di lapangan seperti kurangnya alat berat, kemudian lahan yang dibuka masih tertutup dengan hutan sehingga untuk mengangkat akar dari pohon kayu tersebut harus menggunakan alat berat. (02/mcmerauke/Kus)
0 komentar
belum ada komentar