Produksi Ikan Meningkat Penampungan Belum Maksimal
Tahun 2016 produksi ikan di Kabupaten Merauke alami peningkatan.Peningkatan produksi ikan ini sebagai dampak positif untuk nelayan Merauke dari kebijakan moratorium Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.
“Dampak positif moratorium sangat besar bagi nelayan kita. Kita survey kemarin rata-rata hasil tangkapan ikan dari nelayan motor temple naik, terang Kasi Sarana Prasarana Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Merauke, Baso Mappasessu,Spibelum lama ini.
Baso menyebutkan, berdasarkan hasil survey DKP, dalam sehari rata-rata produksi nelayan mikro 50Kg ikan yang dihasilkan. Dibandingkan dengan hasil tangkapan sebelum moratorium, dalam sehari para nelayan hanya bisa mendapatkan 10-15Kg ikan.
Dalam pengkalkulasiannya, dari 50Kg ikan dikalikan dengan harga per Kg Rp. 40 ribu, para nelayan bisa mendapatkan pemasukan senilai 2 juta rupiah, katanya menjelaskan. Tetapi, sisi negatifnya, sebagai dampak lain dari moratorium juga dirasakan nelayan di Merauke. Karenanya, pemerintah harus bisa memikirkan nasib nelayan di daerah pedalaman akibat kebijakan itu.
Seperti yang terjadi di Distrik Kimam, Tabonji, Ilwayap dan Tubang, produksi ikannya naik setelah adanya moratorium, sayangnya, tidak ada penampung ikan yang bisa mencover semua ikan dari nelayan.Diakui, ada PT.Perindo yang bergerak untuk menampung ikan dari nelayan tetapi belum maksimal.
“PT.Perindo hanya memiliki 2 kapal penampung ikan, sementara rata-rata produksi nelayan di pedalaman perminggunya 10 ton ikan.Akhirnya, gelembung ikannya yang diambil, dagingnya dibuang, seperti di Distrik Tubang 10 ton ikan per minggu,” tambahnya.
Pemerintah diusulkan untuk menambah armada kapal penampung dan juga kapal penangkap ikan di Merauke yang dikelola sendiri oleh nelayan.(Get)
Sumber : http://suara.merauke.go.id/?p=8469
0 komentar
belum ada komentar