Harga BBM di Puncak Jaya Seragam
Jayapura, Jubi – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Puncak Jaya, baik itu Minyak Tanah, Bensin dan Solar seragam. Harga satu liter minyak tanah sama dengan satu liter bensin dan solar yang dijual oleh para pedagang dengan harga Rp 30 ribu.
Namun tinggingnya harga BBM tersebut tidak berpengaruh terhadap pembelian BBM tersebut. Bahkan masyarakat setempat selalu menanyakan kepada para pedagang kapan stok BBM tersedia.
“Walau mahal, tidak berpengaruh yang terpenting bagi mereka adalah stoknya tetap ada,” kata Parijan yang sehari-hari berjualan BBM di Kota Mulia kepada Jubi beberapa hari lalu.
Parijan mengatakan, harga BBM tersebut diseragamkan karena biaya angkut yang mahal dari distributor baik di Kota Wamena maupun kota lain karena melalui penerbangan udara.
“Biaya angkutnya yang mahal. Kalau seperti sembako Mie Instan, Rokok dan sembako lainnya mungkin harganya tidak jauh berbeda dengan daerah lain, tetapi untuk BBM lebih mahal,” ujarnya.
Untuk BBM jenis Bensin dan Solar biasanya tiga atau empat hari sekali baru stok tersedia.
“BBM juga kami bagi rata kepada semua masyarakat yang membutuhkan. Satu orang diberikan jatah minimal 20 liter untuk jenis BBM Bensin dan Solar, sedangkan minyak tanah diberi jatah 10 liter per kepala,” katanya.
Hal ini dilakukan agar tidak ada kecemburuan sosial di kalangan masyarakat.
“Kan banyak masyarakat yang sudah memiliki kendaraan roda dua, konsumsi BBM baik roda dua maupun roda empat juga sama. Tidak ada yang keistimewaan dalam pembagian BBM ini,” ujarnya.
Markus Wonda salah satu warga masyarakat Kota Mulia mengatakan dirinya dan juga masyarakat setempat memang sangat membutuhkan BBM.
“Cara pembagian BBM di sini sama rata, jadi semua masyarakat yang ingin membeli BBM tidak terlalu susah. Karena sudah di jatah setiap orang yang memiliki kendaraan berhak membeli minimal 20 liter baik itu Bensin maupun Solar. Sedangkan minyak tanah 10 liter,” katanya.
Namun khusus bensin, Markus yang memiliki kendaraan, jarang membelinya.
“Tidak terlalu sering digunakan. Paling hanya ke kebun dan pasar. Selain itu kami di sini lebih memilih jalan kaki,” ujar Markus tentang kendaraan yang dimilikinya.
Sumber : Tabloidjubi