Siswa Belum Bisa Membaca, SMPN dan SMAN Kimaam Siapkan Kelas Khusus
Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Moses Kaibu menemukan sejumlah siswa-siswi yang sudah di jenjang pendidikan SMPN dan SMAN Kimaam, belum bisa menulis dan membaca dengan baik. Sehingga pihak sekolah mengambil langkah dengan membuka kelas khusus.
“Memang ada kelas khusus yang dipersiapkan di SMPN dan SMAN Kimaam bagi sejumlah anak yang belum bisa menulis serta membaca dengan baik. Para guru harus menuntun dan melatih kembali anak-anak itu,” ujar Moses kepada wartawan di ruang kerjanya Selasa (30/8/2016).
Ditegaskan, sejumlah anak yang tak bisa menulis dan membaca, lantaran dipaksakan gurunya untuk diluluskan ketika duduk di bangku sekolah dasar. “Ketika anak-anak masih di SD, para guru tak pernah berada di tempat tugas. Sehingga anak-anak pun tak dididik dengan baik,” tegasnya.
Kondisi seperti demikian, jelas Kaibu, terjadi sampai sekarang. Bahkan dari kunjungannya ke daerah pedalaman Kimaam, tidak ada guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berada di tempat tugas. Kalaupun ada guru, itu hanya tenaga honorer.
“Saya tidak mempersoalkan para guru yang hengkang ke kota untuk melanjutkan studi. Karena merupakan program dari pemerintah pusat. Tapi pemerintah harus mengatur agar tidak terjadi kekosongan guru di kampung,” pintanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Johanes Samkakai mengakui jika sebagian besar guru sedang berada di kota melanjutkan studi, lantaran amanat aturan. Dimana, semua guru wajib memiliki ijazah S1.
Untuk mengisi kekosongan guru di kampung, pihaknya telah merekrut guru-guru kontrak dan disebarkan di daerah pedalaman. “Kita ada program mengontrak para guru agar bisa melaksanakan tugas di sejumlah daerah terutama wilayah pedalaman,” tuturnya.
sumber : http://tabloidjubi.com