Lima ‘Anak Aibon’ Masuk Sekolah Formal, Polikarpus : Ini Hasil Kerja Keras Para Guru
Sedikitnya lima anak jalanan, pengguna lem aibon dan pemulung diterima resmi di sekolah formal, Sekolah Menengah Pertama Satu Atap ( SMP Satap) Terintegrasi Wasur, Merauke, Papua.
Mereka mendapatkan ijazah Paket A (setara SD), dan direkomendasikan untuk melanjutkan pendidikan di SMP/SMA Satap Wasur.
Salah satu guru pendamping anak jalanan, Polikarpus Boli mengatakan ia bersama seorang rekannya diberi tugas oleh SMP/SMA Satap Wasur untuk mendampingi anak-anak yang putus sekolah itu. “Sekitar dua tahun sudah kami dampingi, ada 50-an anak,” kata Polikarpus, Senin (12/9).
Puluhan anak itu mendapat pendidikan dasar dalam proses belajar mengajar setiap sore di SD Ermasu. “Selain itu kami juga mendampingi dan membina mereka pada malam hari. Mereka dimandikan, diberi makan – minum, lalu belajar bersama,” ungkapnya.
Satu dari lima anak yang melanjutkan sekolah di SMP Satap Wasur tinggal di asrama. Sisanya masih tinggal bersama keluarga.
“Saya melakukan pendekatan agar empat anak itu sebaiknya tinggal di asrama di SMP/SMA Satap Wasur. Supaya mereka tidak mengalami kesulitan,” ujarnya.
Terutama, pihak sekolah memberi perhatian serius kepada anak-anak yang tinggal di asrama. “Banyak kemudahan kalau tinggal di asrama. Karena jadwal belajar maupun istirahat malam, tetap diawasi,” tandasnya.
Ditambahkan, kelima anak itu memiliki kemampuan akademik baik dan mampu bersaing dengan siswa-siswi lain. “Ya, saya juga mengajar di SMP/SMA Satap Wasur dan mengikuti perkembangan mereka,” tuturnya.
sumber : http://metromerauke.com/