Masyarakat Adat Merauke Sepakat Lindungi Jalur Migrasi Satwa
World Wide Fund (WWF) Indonesia bersama masyarakat adat dan sejumlah instansi membahas program Koridor wilayah konservasi di Merauke, Papua, Rabu (21/9).
Program ini menghubungkan kawasan konservasi Taman Nasional Wasur dengan kawasan koridor Cagar Alam Bupul dan Suaka Margasatwa Danau Bian.
Dalam pertemuan itu, masyarakat adat dari sejumlah kampung sepakat untuk mengelola dan melindungi jalur migrasi satwa di kawasan koridor.
“Ini terkait kajian ekologi, sosial ekonomi dan budaya yang ada di antara kawasan bulan April lalu,” kata Program Koordinator WWF Indonesia Selatan Papua, Catharina Rahawarin,.
Dijelaskan, esensi program koridor bukan untuk menjadikan wilayah koridor sebagai kawasan konservasi. Namun, pengelolaanya harus berkelanjutan guna mendukung ekosistem penting antara tiga kawasan itu.
“Terutama agar jalur jelajah satwa dan tempat-tempat masyarakat adat itu tetap terkoneksi antara satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jadi fungsi hutannya tetap berjalan,” katanya.
Dalam pembahasan program koridor, kata dia, WWF Selatan Papua mendapat masukan dari masyarakat adat dari Kampung Bupul, Erambu, Toray, Kweel dan Tanas serta instansi terkait.
“Kami juga diskusikan pengelolaan kawasan ini ke depan. Kita ingin mendengarkan rencana dari instansi, seperti Balai KSDA Papua dan Dinas Kehutanan,” kata Catharina.
Kata dia, WWF tidak melarang masyarakat mengelola hutan untuk kebutuhan mereka, sebab masyarakat masih sangat tergantung kepada alam. Hanya saja pengelolaanya dilakukan bersama, agar tidak merusak ekosistem.
“Justeru yang kita pikirkan itu ada alternatif ekonomi yang dilakukan secara berkelanjutan. Misalnya pengelolaan hasil hutan bukan kayu atau melalui ecotourism (ekowisata), karena sangat berpotensi di sana,” ujarnya.
Sumber : http://metromerauke.com