Pengembangan Pangan Lokal Solusi agar Masyarakat Tak Jual Tanah
Dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 tahun 2016, dilaksanakan gerakan menanam pangan lokal di Kampung Wendu Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Papua, Rabu (19/10) pagi.
Hadir dalam kegiatan itu, Uskup Agung Merauke Mgr. Nikolaus Adi Seputra, MSC., para pastor, suster dan bruder serta Tokoh Masyarakat Papua Selatan, Johanes Gluba Gebze dan masyarakat. Hadir juga Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke, Ir. Efendi Kanan serta Kepala Distrik Semangga, Rekianus Samkakai.
Sejumlah bibit pangan lokal, seperti sagu, pisang dan umbi-umbian ditanam di areal lahan masyarakat Marind.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Merauke, Bruder Johny Kilok kepada Metro Merauke.
Dikatakan, Wendu dipilih untuk pengembangan tanaman lokal sebab penduduk setempat adalah orang Marind. “Kita juga mengingatkan kepada mereka bahwa tanaman lokal harus terus dikembangkan,” pintanya.
Menurut biarawan ini, dengan menanam pangan lokal, masyarakat setempat diharapkan tidak menjual tanah kepada orang lain. Karena itu adalah warisan leluhur yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik hingga generasi berikut.
“Harus diingat bahwa budaya dan alam bagi masyarakat Marind adalah masih dalam satu kesatuan. Sehingga tak boleh dipisahkan,” tuturnya.
“Kami akan terus melakukan pendampingan terhadap masyarakat di Kampung Wendu agar tetap mengembangkan pangan lokal. Apalagi lahan yang masih sangat luas dan belum digarap baik,” tuturnya.
http://metromerauke.com