Loka Karya Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Kabupaten Merauke Tingkat SD dan SMP Se- Kabupaten Merauke
Wakil Bupati Merauke, Papua, Sularso memimpin kegiatan Loka Karya Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Kabupaten Merauke Tingkat SD dan SMP Se- Kabupaten Merauke.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Merauke mengatakan, Pemerintah Kabupaten Merauke saat ini atas gagasan bersama WWF Indonesia mendukung dunia pendidikan formal terutama penerapan kurikulum pendidikan yang mengacu pada pendidikan pembangunan berkelanjutan. Pendidikan ini akan membangun keprihatinan masyarakat, mendorong untuk bertindak dan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan faktor alam, lingkungan, ekonomi, sosial tempat tinggal.
Pengembangan pendidikan berkelanjutan dalam bentuk kurikulum muatan lokal pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kabupaten Merauke, perlu dikaji dengan sejumlah tahapan seperti yang telah diatur dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003. Juga yang disepakati para pihak yang terlibat secara aktif membentuknya, jelas Sularso di Hotel Megaria, Rabu (14/6)
"Loka karya hari ini merupakan awal dibentuk nya kesepakatan dan kesepahaman bersama muatan lokal yang akan kita pakai kemudian. Nantinya angka-anak kita bisa dididik dan diajarkan semua keunikan kearifan dan kekayaan alam, lingkungan sosial budaya kita sendiri," katanya.
Kesempatan berikutnya, Bekti Purwanti dari WWF Indonesia Program Papua Site Merauke menyampaikan sudah banyak kerja dan yang dilakukan bersama Pemda Merauke. Dalam praktek pengelolaan dan pelestarian lingkungan yang melibatkan masyarakat. Di antaranya, inisiatif ecoregion transfly, inisiatif koridor, DAS, Pendampingan minyak kayu putih dan sejumlah program lingkungan lainnya.
"Kami mendorong dunia pendidikan formal maupun non formal untuk mengambil langkah lebih jauh. Pendidikan ini mengacu sebagai Education for Sustainable Development (ESD) akan membantu keprihatinan masyarakat, mendorong untuk bertindak dan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan faktor alam, lingkungan, ekonomi, sosial dan kesejahteraan manusia," ucapnya.
Dalam workshop melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Pertanian, Konservasi Sumber Daya Alam, Balai taman Nasional Wasir, Tim Penyusunan Modul ESD dan masyarakat, para guru SD, SMP dan pengawas sekolah. Kegiatan akan berlangsung selama 3 hari.