Berdayakan Ekonomi Papua, Dirikan Koperasi Papua Mandiri
Merauke, InfoPublik - Dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat Papua, Yayasan Generasi Peduli Nusantara yang bergerak dalam lima bidang mendirikan koperasi Papua Mandiri bagi masyarakat yang ada di Kurik.
Kepada wartawan, Ketua Yayasan Generasi Peduli Nusantara Rommmy Yacobus, SE, mengungkapkan, pendirian koperasi ini sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Papua yang ada di Kurik.
‘‘Kami sudah bentuk 2 koperasi. Satu di Semangga sekitarnya dan satu di Kurik dengan nama Koperasi Papua Mandiri. Tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat Papua pada umumnya dan dalam tanda kutip masyarakat yang kurang mampu sehingga bisa menghadapi tantangan global kedepan terutama berkaitan dengan ekonomi mereka,’’ katanya, Selasa (4/7).
Dikatakan, yayasan ini bergerak dalam lima bidang yakni pendidikan dan pelatihan, kesehatan, ekonomi, sosial dan hukum. ‘’Untuk bisang ekonomi ini salah satunya adalah pendirian koperasi,’’ jelasnya.
Ditambahkannya, untuk sementara pihaknya akan fokus pada bidang pertanian. Setelah itu akan kembangkan pada bidang perikanan dan kelautan, peternakan, kerajinan tangan dan terakhir simpan pinjam.
‘’Kami fokus di Kabupaten Merauke terutama untuk asli Papua. Kami akan kembangkan ke Distrik Kimaam dan Waan, karena prospek perikanan dan kelautan di sana sangat menguntungkan untuk dikembangkan,’’ tambahnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Papua Mandiri Marius Matiwen menjelaskan bahwa apa yang telah disampaikan oleh ketua yayasan akan dilaksanakan oleh Koperasi Papua Mandiri ini. Bendahara Koperasi Papua Mandiri, Salma mengaku dirinya sangat senang dengan pendirian koperasi ini.
Dirinya sebagai masyarakat petani di Distri Kurik selama ini merasa tidak diuntungkan dengan sistem pembelian yang dilakukan oleh penggilingan yang menurutnya sering mempermainkan harga beras bagi petani.
‘’Sudah ada lebih 100 anggota koperasi ini dan mereka sangat mendukung pembentukan koperasi ini,’’ jelasnya.
Ia berharap, dengan berdirinya koperasi ini akan mengurangi kesulitan-kesulitan yang dialami pihaknya terutama dalam hal ketersediaan pupuk dan harga beras.
‘’Sekali lagi, kami sering dipermainkan oleh pengusaha penggilingan itu. Kadang harga beras sudah Rp 7000 tapi kalau sudah banyak yang panen turun sampai Rp 6.600/kg,’’ tambahnya.
Ke depan, katanya, ada dukungan dari berbagai pihak terhadap berdirinya koperasi ini sehingga kedepan bisa berjalan dengan baik. Sekretaris Yayasan Kristianus Basik-Basik menambahkan bahwa terkait dengan pembukaan lahan 1,2 juta hektar yang dilakukan pemerintah, bukan lahan tidak ada.
‘’Sebenarnya lahan ada. Tinggal bagaimana pemerintah mengoptimalkan lahan yang sudah ada itu dalam mendukung dan mendampingi program tersebut. Bukan lahan tidak ada. lahan sufah ada tinggal bagaimana dimanfaatkan dengan baik. Ini yang harus didorong,’’urainya.
sumber : www.infopublik.id