Pemda Merauke Fokus Pemberantas Buta Aksara, Hari Aksara Internasional
http://images1.rri.co.id
Merauke - Momentum Peringatan Hari Aksara Internasional tahun 2018 ditandai aneka lomba, Ikrar anak Papua, lomba lari karung, makan pisang goreng dan lari kelereng bagi masyarakat kampung Tambat Distrik Tanah Miring.
Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke yang diwakili Kasi Pendidikan Non formal Robert Anggawen mengungkapkan momentum Hari Aksara Internasional tahun 2018, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Merauke Bidang PLS akan melakukan program pemberantasan buta aksara terutama di kampung kampung lokal berupa baca tulis dan menghitung atau calistung yang dimulai bulan september 2018.
"Program pemberantasan buta aksara itu akan dilaksanakan di Distrik Okaba, Jagebob dan Distrik Sota, sekaligus sosialisasi pembentukan PAUD pada masing masing kampung," Ungkap Robert Anggawen di Merauke.
Menurut Robert Anggawen dengan adanya PAUD maka sejak dini anak telah mengenal huruf dan angka sehingga berguna memutuskan mata rantai buta aksara di Kabupaten Merauke.
Sementara itu dewan Guru SD Inpres Tambat Petrus memberikan apresiasi kepada Dinas pendidikan dan kebudayaan Bidang PLS yang telah melaksanakan beberapa mata Iomba hari aksara internasional sebagai bentuk motivasi kepada guru dan peserta didik untuk terus berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya.
Menurut Petrus persoalan aksara di Papua secara khusus di Merauke masih menjadi persoalan besar bahkan siswa yang tamat dari tingkat SD ke SMP masih ada yang belum dapat membaca dan menulis dengan baik.
Karena itu, Ia berharap agar dewan Guru yang bertugas di wilayah pedalaman harus bekerja dengan sungguh-sungguh dalam upaya menuntaskan buta aksara di daerah ini.
Dikuti dari www.kemdikbud.go.id Angka buta aksara usia 15-59 tahun di Indonesia berdasarkan provinsi masih terdapat 11 provinsi memiliki angka buta huruf di atas angka nasional yaitu Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen).
Sedangkan 23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka nasional. Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar dibandingkan dengan laki-laki, yakni 1.157.703 orang laki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang. ”Disini perlu peran Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk bersama-sama dalam penuntasan buta aksara,” pesan Dirjen PAUD dan Dikmas, Harris Iskandar.
Sumber : RRI.co.id, kemendikbud.go.id